Senin, Januari 14, 2008

REUNI KECIL.....

Wulan merangkul erat bahu Litta dan Silvi yang berdiri disampingnya, mereka bertiga bertemu di salah satu restoran cepat saji dan mereka abadikan pertemuan itu dengan foto bersama. Dengan tawa dan senyum yang terukir indah dibibir mereka, karena mereka akhirnya betemu juga setelah berpisah beberapa tahun. Dulu mereka adalah teman satu kantor, satu kontrakan saat mereka tinggal dirantau. Mereka tidur, makan bersama. Tak jarang bertengkar, adu mulut menjadi keseharian mereka. Tapi tetap ada, ketika salah satu membutuhkan.
“Gimana kabarnya, Louise ?” tanya Wulan dan Silvi hampir bebarengan.
“Baik dia sehat, sekarang dah di TK, adiknya cowok baru 2 tahun. Aku tinggal ma baby sister. Takut mengganggu pertemuan kita…” Litta tertawa ngakak.
Ternyata tak banyak yang berubah darinya. Yang dulu paling sering ketawa, ngerjaain ya Litta. Dan yang paling gampang dikerjain ya, Silvi. Paling suka ngerjain orang, Osha.
Litta sekarang jadi beda, dulu dia gemuk setelah melahirkan Louise. Siang ini dengan baju hitam tanpa lengan sepanjang lutut, Litta kelihatan langsing. Mukanya yang dulu penuh jerawat sekarang kelihatan bersih dengan kulitnya yang putih jadi lebih fresh.
Silvi, dengan baju atas warna merah berpotongan V dan celana jeans biru tetep kelihatan manis.
“Dimana perutmu dulu, Vi ?” tanya Wulan sambil tertawa.
Sambil tertawa Silvi memegangi perutnya, “Ini sudah ilang lagi setelah aku melahirkan.”
“Jadi kamu dah married ? Kok kamu gak ngundang-ngundang aku ?” Wulan menekuk bibirnya.
“Gak ngundang gimana ? Aku tuh dah ngundang kamu, tapi kamu ke Rinjani. Kata ibu, dah sebulan kamu gak pulang jelajah pedalaman. Aku dah mencoba menghubungi tapi handphone kamu gak pernah ada sinyal kan ?”
“Emang kamu jadi married ma Anto ?”
Silvi mengangguk. Wulan mengulurkan tangannya, “Selamat, ya ? Maaf aku tidak bisa datang waktu itu .”
“Kamu sendiri gimana, Lan ? Dah ada calon kan ?” tanya Litta pelan.
Wulan masih seperti dulu, machonya gak pernah hilang. Walo sekarang dia kelihatan feminism, dengan celana kain hitam dan yang tak ketinggalan baju hitam warna kesayangannya berpotongan dada rendah, dia jadi kelihatan manis, rambutnya juga sudah panjang sepinggang.
“Kamu kurusan sekarang, Lan ?”
“Yah orang naik gunung turun gunung gimana gak kurus.”
“Jadi calonnya orang mana neh ?
“Maaf, aku tidak mengundang kalian. Aku menikah di sebuah gereja kecil di pedalaman.”
“Ama siapa ?”
“Aku menemukannya saat di sedang mengajar anak-anak pedalaman.”
“Siapa ?” tanya Silvi penasaran
“Chris….”
“Puji Tuhan akhirnya kalian bersatu.”
“Aku sekarang sedang mengandung 2 bulan, makanya neh aku turun gunung .”
Mereka tertawa serempak, ternyata apa yang mereka impikan akhirnya terwujud. Impian Litta untuk punya rumah sudah terpenuhi, dia kini tinggal bersama keluarganya di rumahnya hasil kerja keras Litta dan Wibi, suaminya dan keharmonisan keluarganya merupakan Anugerah tersendiri untuknya. Silvi juga akhirnya bisa menikah dengan Anto, sepupunya setelah berjuang menyakinkan ibu mereka untuk merestui pernikahan mereka. Kini anaknya sudah 1 tahun. Dan Wulan akhirnya menemukan soulmatenya setelah dia memberanikan diri ikut dalam pendakian yang tak pernah diikutinya, dan bertemu dengan orang yang ditunggunya selama ini.
Kebahagiaan mereka hari ini adalah bagian kecil dari hasil kerja keras mereka selama ini. Walau selamanya tak harus ada tawa dan canda, kadang juga ada tangis dan airmata, tapi inilah yang menguatkan kita. Inilah hidup, setiap harinya adalah proses untuk menjadi lebih baik. Semoga impian –impian kita terwujud. Salam persahabatan selalu. Tuhan memberkati langkah kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar